SINOPSIS
Pada sebuah
perumahan ada sebuah keluarga Kristen yang taat. Sang ayah adalah seorang
pastore disebuah gereja dekat rumahnya. Mereka memiliki seorang anak laki-laki
yang bernama Arnold, awalnya dia adalah anak yang taat kepada kedua orang
tuanya. Akan tetapi, pada suatu ketika tiba-tiba kris ingin masuk islam, dan
ingin mengutarakannya kepada orang tuanya. Akhirnya, Arnold pun mengutarakan
isi hatinya kepada orang tuanya. Akan tetapi, sang ayah yang merupakan pastore
gereja sangat menentang keinginan Arnold tersebut. Karena Arnold memiliki tekad
yang sudah bulat Arnold pun akhirnya tetap memaksa keinginannya tersebut. Sang
ayah sangat marah dan Arnold pun diusir dari rumah.
Arnold
terlontang lantung dijalanan, dia berjalan, berjalan dan terus berjalan sampai
akhirnya dia sampai disebuah halte. Karena Arnold merasa lelah maka Arnold pun
beristirahat disana. Di samping Arnold ada seorang kakek-kakek, kakek-kakek itu
melihat Arnold sedang bermuram durja. Akhirnya kakek-kakek tersebut menanyai
keluh kesah Arnold. Awalnya Arnold tidak mau menceritakan masalahnya, akan
tetapi setelah beberapa lama Arnold pun menceritakan kisahnya. Tidak
disangka-sangka ternyata kakek-kakek tersebut adalah seorang Kyai Pondok
Pesantren disalah satu Desa yang mana di Desa tersebut hidup masyarakat dari
beberapa agama yang hidup rukun yaitu Desa
Panca. Pak Kyai pun mengajak Arnold ke Desa Panca.
Setelah sampai
di Desa Panca, Pak Kyai langsung menuju ke rumah Pak Kades untuk meminta ijin
agar Arnold dapat tinggal disana. Pada saat Pak Kyai akan ke rumah Pak Kades
Arnold dititipkan kepada santrinya untuk diajak ke pesantren dan berganti baju
disana.
Sesampai di
rumah Pak Kades, Pak Kyai langsung mengutarakan isi hatinya. Pak Kades pun
mengiyakan saja. Akan tetapi, karena disana ada Pak Pastore, maka Pak Kades pun
meminta pendapat dari Pak Pastore. Dan Pak Pastore pun menyetujui.
Karena
Pak Kades dan Pak Pastore sudah mengiyakan, maka Pak Kyai pun memberitahukan
kabar gembira tersebut kepada Arnold, Arnold pun sangat gembira dengan berita
tersebut. Karena disana bertepatan dengan acara 17 Agustus, maka Arnold pun
diajak Pak Kyai untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut dan juga Arnold dapat
sosialisasi dengan masyarakat yang ada disana.
STORYBOARD
Pembuka
Terdapat sebuah
keluarga yang hidup bahagia dan harmonis. Meskipun hanya tinggal berdua yaitu
ayah dan anak. Sang ayah bekerja sebagai Pastore Gereja dan sang anak bernama
Arnold yang sangat keras kepala.
Scene 1
Deskripsi
Pada scene ini Arnold mengutarakan isi hatinya
kepada sang ayah yang sedang sibuk membaca bibel. Keinginan sang Arnold yang
ingin di utarakan adalah Arnold ingin masuk Islam. Hal itu sangat ditentang
keras oleh ayahnya, karena sang ayah sendiri adalah sendiri adalah seorang pastore. Akan tetapi
Arnold yang keras kepala karena sudah memiliki tekad yang bulat sang Arnold pun
tidak mau kalah sehingga membuat si Arnold diusir dari rumah.
Scene 2
Deskripsi
Setelah Arnold
pergi dari rumah, arnold terus berjalan dan terus berjalan. Akhirnya, Arnold
sampai disebuah halte. Karena Arnold kelelahan, dia pun beristirahat di Halte
tersebut. Sebelumnya di Halte tersebut ada sebuah kakek-kakek yang memakai
tongkat. Kakek itu melihat Arnold sedang bermuram durja. Kakek itu pun menanyakan
apa masalah Arnold dan Arnold pun menceritakannya. Tak disangka sang kakek
tersebut merupakan pemilik sebuah pesantren yang terletak disebuah desa yang
warganya terdiri dari beberapa agama. Meskipun dari beberapa agama warga didesa
tersebut hidup rukun. Sang kakek pun menawarkan agar Arnold ikut kesana untuk
belajar agama dan untuk belajar kerukunan antar umat beragama dan arnold pun
ikut dengan kakek tersebut.
Scene 3
Deskripsi
Kakek dan Arnold
pun menaiki bus yang akan menuju Desa Panca.
Scene 4
Deskripsi
Setelah kakek itu atau yang biasa dipanggil pak
kyai sampai di Desa Panca. Pak kyai langsung pergi kerumah Pak Kades. Arnold
dititipkan ke santrinya untuk berganti baju terlebih dahulu. Saat dirumah pak
kades Pak Kyai bertemu dengan Pastore gereja yang ada di Desa Panca yang sedang
berdiskusi dengan Pak Kades.
Deskripsi
Lomba agustusan yang diselenggarakan oleh anak
karang taruna Desa Panca sudah diselenggarakan. Arnold pun turut serta dalam
meramaikan acara lomba tersebut. Dan lomba tersebut di ikuti oleh warga dari
beberapa agama. Sehingga acara tersebut ramai, dan Arnold pun nyaman tinggal di
Desa Tersebut.
DIALOG
Scene 1
Narasi
Terdapat
sebuah keluarga yang hidup bahagia dan harmonis. Meskipun hanya tinggal berdua
yaitu ayah dan anak. Sang ayah bekerja sebagai Pastore Gereja dan sang anak
bernama Arnold yang sangat keras kepala.
Dialog
Arnold : Yah, ada yang mau Arnold katakana !
Ayah : Iya nold, Ada apa ?, ayah ini sedang baca
bibel ayah jangan diganggu !
Arnold : Tapi yah, ini pennting yah. Arnold ingin
mengatakan sesuatu.
Ayah : Ya sudah, jangan lama-lama tapi ya.
Arnold : Begini yah, Arnold ingin masuk islam yah.
Ayah : Apa ? kamu sudah gila ya, urungkan saja isi
hatimu itu. Karena jawaban ayah akan selalu tidak.
Arnold : Tapi yah, tekad Arnold sudah bulat.
Ayah : Bulat-bulat, kamu mau membantah orang tua
mu hah !
Arnold : Bukan begitu yah, tapi tekad Arnold sudah
bulat. Meskipun ayah tidak mengizinkan Arnold, Arnold akan tetap mengikuti kata
hatiku.
Ayah : Kamu mau jadi anak durhaka hah !. Ayah tidak akan segan-segan mengusirmu dari rumah
jika kamu tidak mau mengurungkan isi hatimu itu.
Arnold : Baiklah yah, Arnold akan pergi dari rumah.
Ayah : Ohh, anak durhaka. Pergi kamu pergi.
Scene 2
Narasi
Setelah
Arnold pergi dari rumah, Arnold terus berjalan dan terus berjalan. Akhirnya,
Arnold sampai disebuah halte. Karena Arnold kelelahan, dia pun beristirahat di
halte tersebut. Sebelumnya di halte tersebut ada seorang kakek-kakek. Kakek itu
melihat Arnold sedang bermuram durja. Kakek itu pun menanyakan apa masalah
Arnold dan Arnold pun menceritakannya.
Dialog
Kakek : Nak, kamu kenapa kok muka kamu kusut begitu
?
Arnold : Tidak apa-apa kok kek. Mungkin hanya lelah.
Kakek : Lah, kenapa kamu tidak pulang saja nak. Kan
bisa istirahat dirumah.
Arnold : Saya tidak bisa pulang kerumah kek ?
Kakek : Loh, kenapa nak ? kamu kehabisan uang saku ?
Arnold : Saya diusir dari rumah kek.
Kakek : Loh, ada masalah apa nak. Sekarang kamu
pulang saja. Mungkin orang tua mu sedang mengkhawatirkanmu dirumah.
Arnold : Tidak kek, saya juga tidak mau pulang
kerumah. Saya diusir dari rumah karena saya ingin pindah agama Islam kek.
Kakek : Loh, memangnya kamu dari agama apa nak !
Arnold : Saya dari agama kristen kek. Saya sudah bulat
dengan tekad saya sendiri.
Kakek : hmmmmmm, bukanya kakek mau membantumu dari
pergi dari rumah. Tetapi apakah niatmu benar-benar sudah bulat.
Arnold : Iya kek.
Kakek : Begini saja, kamu ikut kakek. Kakek adalah
pemilik pesantren di Desa Panca. Warga desa disana pun terdiri dari berbagai
suku agama, yang bisa hidup rukun. Mungkin kamu mau belajar disana.
Arnold : Apakah tidak merepotkan kek ?
Kakek : Tidak nak. Malah sebenarnya saya senang bisa
membantu.
Arnold : Baiklah kek, saya ikut kakek.
Kakek : Baik, setelah ini kamu naik bus dengan
kakek. Tapi sebelum itu kita harus ke Rumah Pak Kades dulu agar kamu bisa
tinggal disana. Dan pastinya kamu harus memakai baju yang sopan. Maka dari itu
nanti kamu ganti baju dulu.
Arnold : Baiklah kek.
(Suara Bus datang)
Kakek : Itu busnya sudah datang. Ayo kita berangkat
nak
Scene 3
Narasi
-
Dialog
-
Scene 4
Narasi
Kakek
dan Arnold pun menaiki bus yang akan menuju Desa Panca. Setelah itu kakek atau
biasa yang dipanggil pak kyai sampai di Desa Panca. Pak Kyai langsung pergi ke
rumah Pak Kades. Arnold dititipkanke santrinya untuk berganti baju terlebih
dahulu. Saat dirumah Pak Kades, Pak Kyai bertemu dengan Pastore gereja yang ada
di Desa Panca yang sedang berdiskusi dengan Pak Kades
Dialog
Pak
Kyai : Assalamu’alaikum
Pak
Kades : Wa’alaikumsalam. Ohh, pak
kyai. Ada apa pak kesini ?
Pastore : Iya, tumben pak.
Pak
Kyai : Begini Pak Kades, langsung
saja saya mengutarakan niat saya kemari.Saya tadi bertemu seorang pemuda yang
bernama Arnold. Dia adalah seorang kristen yang ingin masuk Islam. Akan tetapi
dia diusir dari rumah karena keinginannya tersebut. Saya sebagai seorang muslim
ingin membantunya, jadi saya menawarkan untuk tinggal di Desa ini. Apakah Pak
Kades memperbolehkannya.
Pak
Kades : Saya sih boleh-boleh saja.
Mungkin kita bisa tanya pendapat pak Pastore bagaimana ?
Pastore : Saya sih tidak masalah pak. Kan
setiap orang memiliki hak untuk percaya isi hatinya. Setiap orang juga
mempunyai hak untuk memilih apa yang dia percayai. Kita tidak memiliki hak
untuk menentang keinginan seseorang. Malah alangkah indahnya jika kita bisa
hidup berdampingan sesama manusia.
Pak
Kades : Saya disini hanya sebagai
penengah Pak Kyai. Jika pastore memperbolehkan, artinya itu tidak menyinggung
perasaan beliau. Jadi, pemuda itu bisa tinggal disini.
Pak
Kyai : Terima kasih pak kades.
Scene 5
Narasi
Setelah
Pak Kyai meminta ijin kepada Pak Kades, Pak Kyai pun langsung memberi tahu
Arnold kabar gembira tersebut, setelah itu Pak Kyai juga mengajak Arnold untuk
ikut lomba 17 Agustus.
Dialog
-
KARAKTER
Arnold
Bapak
Pak Kyai
Pak Lurah
Pastore
LATAR
VIDEO HASIL ANIMASI