Selasa, 14 Juni 2016

PEMBUATAN ANIMASI

SINOPSIS
Pada sebuah perumahan ada sebuah keluarga Kristen yang taat. Sang ayah adalah seorang pastore disebuah gereja dekat rumahnya. Mereka memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Arnold, awalnya dia adalah anak yang taat kepada kedua orang tuanya. Akan tetapi, pada suatu ketika tiba-tiba kris ingin masuk islam, dan ingin mengutarakannya kepada orang tuanya. Akhirnya, Arnold pun mengutarakan isi hatinya kepada orang tuanya. Akan tetapi, sang ayah yang merupakan pastore gereja sangat menentang keinginan Arnold tersebut. Karena Arnold memiliki tekad yang sudah bulat Arnold pun akhirnya tetap memaksa keinginannya tersebut. Sang ayah sangat marah dan Arnold pun diusir dari rumah.
Arnold terlontang lantung dijalanan, dia berjalan, berjalan dan terus berjalan sampai akhirnya dia sampai disebuah halte. Karena Arnold merasa lelah maka Arnold pun beristirahat disana. Di samping Arnold ada seorang kakek-kakek, kakek-kakek itu melihat Arnold sedang bermuram durja. Akhirnya kakek-kakek tersebut menanyai keluh kesah Arnold. Awalnya Arnold tidak mau menceritakan masalahnya, akan tetapi setelah beberapa lama Arnold pun menceritakan kisahnya. Tidak disangka-sangka ternyata kakek-kakek tersebut adalah seorang Kyai Pondok Pesantren disalah satu Desa yang mana di Desa tersebut hidup masyarakat dari beberapa agama yang hidup rukun yaitu Desa Panca. Pak Kyai pun mengajak Arnold ke Desa Panca.
Setelah sampai di Desa Panca, Pak Kyai langsung menuju ke rumah Pak Kades untuk meminta ijin agar Arnold dapat tinggal disana. Pada saat Pak Kyai akan ke rumah Pak Kades Arnold dititipkan kepada santrinya untuk diajak ke pesantren dan berganti baju disana.
Sesampai di rumah Pak Kades, Pak Kyai langsung mengutarakan isi hatinya. Pak Kades pun mengiyakan saja. Akan tetapi, karena disana ada Pak Pastore, maka Pak Kades pun meminta pendapat dari Pak Pastore. Dan Pak Pastore pun menyetujui.
Karena Pak Kades dan Pak Pastore sudah mengiyakan, maka Pak Kyai pun memberitahukan kabar gembira tersebut kepada Arnold, Arnold pun sangat gembira dengan berita tersebut. Karena disana bertepatan dengan acara 17 Agustus, maka Arnold pun diajak Pak Kyai untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut dan juga Arnold dapat sosialisasi dengan masyarakat yang ada disana.


STORYBOARD
Pembuka

Terdapat sebuah keluarga yang hidup bahagia dan harmonis. Meskipun hanya tinggal berdua yaitu ayah dan anak. Sang ayah bekerja sebagai Pastore Gereja dan sang anak bernama Arnold yang sangat keras kepala.
Scene 1
Deskripsi
Pada scene ini Arnold mengutarakan isi hatinya kepada sang ayah yang sedang sibuk membaca bibel. Keinginan sang Arnold yang ingin di utarakan adalah Arnold ingin masuk Islam. Hal itu sangat ditentang keras oleh ayahnya, karena sang ayah sendiri adalah  sendiri adalah seorang pastore. Akan tetapi Arnold yang keras kepala karena sudah memiliki tekad yang bulat sang Arnold pun tidak mau kalah sehingga membuat si Arnold diusir dari rumah.

Scene 2
Deskripsi
Setelah Arnold pergi dari rumah, arnold terus berjalan dan terus berjalan. Akhirnya, Arnold sampai disebuah halte. Karena Arnold kelelahan, dia pun beristirahat di Halte tersebut. Sebelumnya di Halte tersebut ada sebuah kakek-kakek yang memakai tongkat. Kakek itu melihat Arnold sedang bermuram durja. Kakek itu pun menanyakan apa masalah Arnold dan Arnold pun menceritakannya. Tak disangka sang kakek tersebut merupakan pemilik sebuah pesantren yang terletak disebuah desa yang warganya terdiri dari beberapa agama. Meskipun dari beberapa agama warga didesa tersebut hidup rukun. Sang kakek pun menawarkan agar Arnold ikut kesana untuk belajar agama dan untuk belajar kerukunan antar umat beragama dan arnold pun ikut dengan kakek tersebut.

Scene 3
Deskripsi
Kakek dan Arnold pun menaiki bus yang akan menuju Desa Panca.

Scene 4
Deskripsi
Setelah kakek itu atau yang biasa dipanggil pak kyai sampai di Desa Panca. Pak kyai langsung pergi kerumah Pak Kades. Arnold dititipkan ke santrinya untuk berganti baju terlebih dahulu. Saat dirumah pak kades Pak Kyai bertemu dengan Pastore gereja yang ada di Desa Panca yang sedang berdiskusi dengan Pak Kades.

Scene 5

Deskripsi
Lomba agustusan yang diselenggarakan oleh anak karang taruna Desa Panca sudah diselenggarakan. Arnold pun turut serta dalam meramaikan acara lomba tersebut. Dan lomba tersebut di ikuti oleh warga dari beberapa agama. Sehingga acara tersebut ramai, dan Arnold pun nyaman tinggal di Desa Tersebut.


DIALOG
Scene 1
Narasi
Terdapat sebuah keluarga yang hidup bahagia dan harmonis. Meskipun hanya tinggal berdua yaitu ayah dan anak. Sang ayah bekerja sebagai Pastore Gereja dan sang anak bernama Arnold yang sangat keras kepala.
Dialog
Arnold : Yah, ada yang mau Arnold katakana !
Ayah   : Iya nold, Ada apa ?, ayah ini sedang baca bibel ayah jangan diganggu !
Arnold : Tapi yah, ini pennting yah. Arnold ingin mengatakan sesuatu.
Ayah   : Ya sudah, jangan lama-lama tapi ya.
Arnold : Begini yah, Arnold ingin masuk islam yah.
Ayah   : Apa ? kamu sudah gila ya, urungkan saja isi hatimu itu. Karena jawaban ayah akan selalu tidak.
Arnold : Tapi yah, tekad Arnold sudah bulat.
Ayah   : Bulat-bulat, kamu mau membantah orang tua mu hah !
Arnold : Bukan begitu yah, tapi tekad Arnold sudah bulat. Meskipun ayah tidak mengizinkan Arnold, Arnold akan tetap mengikuti kata hatiku.
Ayah   : Kamu mau jadi anak durhaka hah !. Ayah  tidak akan segan-segan mengusirmu dari rumah jika kamu tidak mau mengurungkan isi hatimu itu.
Arnold : Baiklah yah, Arnold akan pergi dari rumah.
Ayah   : Ohh, anak durhaka. Pergi kamu pergi.

Scene 2
Narasi
Setelah Arnold pergi dari rumah, Arnold terus berjalan dan terus berjalan. Akhirnya, Arnold sampai disebuah halte. Karena Arnold kelelahan, dia pun beristirahat di halte tersebut. Sebelumnya di halte tersebut ada seorang kakek-kakek. Kakek itu melihat Arnold sedang bermuram durja. Kakek itu pun menanyakan apa masalah Arnold dan Arnold pun menceritakannya.
Dialog
Kakek  : Nak, kamu kenapa kok muka kamu kusut begitu ?
Arnold : Tidak apa-apa kok kek. Mungkin hanya lelah.
Kakek  : Lah, kenapa kamu tidak pulang saja nak. Kan bisa istirahat dirumah.
Arnold : Saya tidak bisa pulang kerumah kek ?
Kakek  : Loh, kenapa nak ? kamu kehabisan uang saku ?
Arnold : Saya diusir dari rumah kek.
Kakek  : Loh, ada masalah apa nak. Sekarang kamu pulang saja. Mungkin orang tua mu sedang mengkhawatirkanmu dirumah.
Arnold : Tidak kek, saya juga tidak mau pulang kerumah. Saya diusir dari rumah karena saya ingin pindah agama Islam kek.
Kakek  : Loh, memangnya kamu dari agama apa nak !
Arnold : Saya dari agama kristen kek. Saya sudah bulat dengan tekad saya sendiri.
Kakek  : hmmmmmm, bukanya kakek mau membantumu dari pergi dari rumah. Tetapi apakah niatmu benar-benar sudah bulat.
Arnold : Iya kek.
Kakek  : Begini saja, kamu ikut kakek. Kakek adalah pemilik pesantren di Desa Panca. Warga desa disana pun terdiri dari berbagai suku agama, yang bisa hidup rukun. Mungkin kamu mau belajar disana.
Arnold : Apakah tidak merepotkan kek ?
Kakek  : Tidak nak. Malah sebenarnya saya senang bisa membantu.
Arnold : Baiklah kek, saya ikut kakek.
Kakek  : Baik, setelah ini kamu naik bus dengan kakek. Tapi sebelum itu kita harus ke Rumah Pak Kades dulu agar kamu bisa tinggal disana. Dan pastinya kamu harus memakai baju yang sopan. Maka dari itu nanti kamu ganti baju dulu.
Arnold : Baiklah kek.
(Suara Bus datang)
Kakek  : Itu busnya sudah datang. Ayo kita berangkat nak

Scene 3
Narasi
-
Dialog
-






Scene 4
Narasi
Kakek dan Arnold pun menaiki bus yang akan menuju Desa Panca. Setelah itu kakek atau biasa yang dipanggil pak kyai sampai di Desa Panca. Pak Kyai langsung pergi ke rumah Pak Kades. Arnold dititipkanke santrinya untuk berganti baju terlebih dahulu. Saat dirumah Pak Kades, Pak Kyai bertemu dengan Pastore gereja yang ada di Desa Panca yang sedang berdiskusi dengan Pak Kades
Dialog
Pak Kyai         : Assalamu’alaikum
Pak Kades       : Wa’alaikumsalam. Ohh, pak kyai. Ada apa pak kesini ?
Pastore            : Iya, tumben pak.
Pak Kyai         : Begini Pak Kades, langsung saja saya mengutarakan niat saya kemari.Saya tadi bertemu seorang pemuda yang bernama Arnold. Dia adalah seorang kristen yang ingin masuk Islam. Akan tetapi dia diusir dari rumah karena keinginannya tersebut. Saya sebagai seorang muslim ingin membantunya, jadi saya menawarkan untuk tinggal di Desa ini. Apakah Pak Kades memperbolehkannya.
Pak Kades       : Saya sih boleh-boleh saja. Mungkin kita bisa tanya pendapat pak Pastore bagaimana ?
Pastore            : Saya sih tidak masalah pak. Kan setiap orang memiliki hak untuk percaya isi hatinya. Setiap orang juga mempunyai hak untuk memilih apa yang dia percayai. Kita tidak memiliki hak untuk menentang keinginan seseorang. Malah alangkah indahnya jika kita bisa hidup berdampingan sesama manusia.
Pak Kades       : Saya disini hanya sebagai penengah Pak Kyai. Jika pastore memperbolehkan, artinya itu tidak menyinggung perasaan beliau. Jadi, pemuda itu bisa tinggal disini.
Pak Kyai         : Terima kasih pak kades.

Scene 5
Narasi
Setelah Pak Kyai meminta ijin kepada Pak Kades, Pak Kyai pun langsung memberi tahu Arnold kabar gembira tersebut, setelah itu Pak Kyai juga mengajak Arnold untuk ikut lomba 17 Agustus.
Dialog
-
KARAKTER

Arnold

Bapak


Pak Kyai


Pak Lurah


Pastore


LATAR






VIDEO HASIL ANIMASI